Rabu, 22 September 2010

BELIMBING WULUH / BELIMBING SAYUR ( (Averrhoa bilimbi linn)


Home Study Course. Temukan Blueprint Rahasia untuk Meraih Ribuan Dollar dari Affiliate Marketing. Download PDF dan VIDEO GRATIS.


Temukan Blueprint Rahasia untuk Meraih Ribuan Dollar melalui Affiliate Marketing


1

Judul Tesis : Isolasi dan seleksi mikrodata endofit penghasil anti mikroba dari tanaman belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi linn)
Penulis : Rosana, Yeva
Penerbit : Jakarta, Program Pasca Sarjana Universitas Indonesia
Tahun Penerbitan : 2001
Deskripsi Fisik : 84 hal.
Lokasi : dis
Kode Panggil : 01/1694
Subyek : Anti infective agents - Identification; Averrhoa bilimbi - Composition; Averrhoa bilimbi - Analysis; Averrhoa bilimbi - Physiological effect; Theses (M) - Universitas Indonesia




2.

Judul : Isolasi/analisa bahan aktif dari buah pace, daun tapak doro, daun murbei, buah belimbing wuluh : laporan penelitian
Penulis : Anief, Moh.
Penerbit : Yogyakarta: Lembaga Penelitian Universitas Gadjah Mada, 1976.
Deskripsi Fisik : 23 hal.
Lokasi : lap
Kode Panggil : 94/2472
Subyek : Morinda citrifolia - Composition; Celery - Physilogical effect


3.

Judul : Efek hipoglikemih infus daun belimbing wuluh 'Averrhoa belimbi L.' pada marmut jantan : laporan

penelitian
Penulis : Nurlaila
Penerbit : Yogyakarta: Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, 1983.
Deskripsi Fisik : 29 hal.
Lokasi : lap
Kode Panggil : 86/0940
Subyek : Averrhoa belimbi - Therapeutic use; Blood sugar


4.

Judul : Teknologi proses pengolahan manisan kering belimbing wuluh (Averrhoa belimbi Linn)
Penulis : Sudding S., Petrus; Hamdi, Saibatul; Rosnaeni
Penerbit : Banjarbaru: Balai Penelitian dan Pengembangan Industri (Banjarbaru), 1996.
Deskripsi Fisik : 20 hal.
Lokasi : lap
Kode Panggil : 97/0159
Subyek : Fruit - Processing


5.

Judul : Uji toksisitas, uji khasiat, dan uji klinik jus buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) pada tikus dan probandus hiperlipidemia : laporan penelitian
Penulis : Ngatijan; Hidayati, Ulfah; Mustofa
Penerbit : Yogyakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, 1995.
Deskripsi Fisik : 30 hal., lamp.
Lokasi : lap
Kode Panggil : 97/2295
Subyek : Averrhoa bilimbi - Toxicology; Averrhoa bilimbi - Therapeutic use; Tropical fruit - Toxicology


6.

Judul : Perbandingan daya pembersih dari belimbing dengan permen karet terhadap plaque : laporan penelitian
Penulis : Santosa, Al. Supartinah
Penerbit : Yogyakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada, 1983.
Deskripsi Fisik : 36 hal.
Lokasi : lap
Kode Panggil : 87/0452
Subyek : Dental plaque - Prevention; Teeth - Care and hygiene


7.

Judul : Pemanfaatan daging ikan cucut (Charcharhinus sp) dengan teknik penurunan kadar urea (Co(NH2)2) menggunakan belimbing wuluh (Averhoe belimbi) untuk pengolahan abon : laporan penelitian
Penulis : Adawiyah, Rabiatul; Khotimah, Khusnul
Penerbit : Banjarmasin: Fakultas Perikanan Universitas Lambung Mangkurat, 2001.
Deskripsi Fisik : 20 hal.
Lokasi : lap
Kode Panggil : 02/1105
Subyek : Dried fishery products; Urea - Analysis; Averhoe belimbi


8.

Judul : Tanaman obat keluarga
Sumber : Liptan, No. 29/ZR/BUN/PTP/INPPTP-PDG/96-97
Penerbitan : Padang: INPPTP, Departemen Pertanian, 1996-1997
Lokasi Artikel : TTG
Kode Panggil : B1-6
Abstrak : Tanaman obat tradisional saat ini dikenal dengan Tanaman Obat Keluarga (TOGA). Tanaman ini tidak mempunyai efek samping dan dapat ditanam di pekarangan rumah, dalam pot atau polybag. Artikel ini menyajikan khasiat /kegunaan beberapa jenis TOGA untuk penyembuhan beberapa jenis penyakit yaitu daun dewa (Gynura segetum), belimbing wuluh, temu kunci (Boesenbergia pandurata), temu lawak (Curcuma xanthorriza), tapak dara (Catharanthus roseus), lidah buaya.


9.

Judul : Manisan belimbing
Sumber : Manisan buah-buahan 3: ceremai, belimbing, jambu biji, Edy Soetanto, N., Hal.22=35
Penerbitan : Yogyakarta: Kanisius, 1998
Lokasi Artikel : TTG
Kode Panggil : Bua
Abstrak : Manisan belimbing dapat dibuat dari belimbing wuluh maupun belimbing manis. Pada tulisan ini diuraikan mengenai ciri-ciri tanaman belimbing dan komposisi kimia buah belimbing, bahan dan peralatan serta tahap-tahap pembuatan manisan belimbing, dilengkapi dengan perhitungan biaya dan keuntungannya.


10

Judul : Teknologi proses pengolahan manisan kering dari belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi, Linn
Penulis : Usman, M. Natsir
Lokasi Artikel : TTG
Kode Panggil : Maj-970
Abstrak : Dalam artikel ini dikemukakan penelitian yang bertujuan untuk memanfaatkan buah belimbing wuluh menjadi manisan kering sebagai produk tahan simpan serta meningkatkan nilai tambah belimbing wuluh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi gula 75 persen dan tahap pemasaran gula dengan garam 2,5 persen merupakan perlakuan terbaik dengan kadar gula manisan kering belimbing wuluh 60,83 persen dan kadar air 20,63 persen.


11.

Judul : Manisan belimbing.
Sumber : Teknologi pengolahan pangan nabati tepat guna, Astawan Made; Astawan, Mita Wahyuni, Hal. 73-75
Penerbitan : Jakarta: Akademika Pressindo, 1991
Lokasi Artikel : TTG
Kode Panggil : Y1-19
Abstrak : Belimbing termasuk buah yang bersifat klimakterik, berkadar air tinggi, dan cepat mengalami kerusakan. Untuk memperpanjang daya simpan dan meningkatkan nilai ekonomi buah, maka dibuat manisan. Artikel menguraikan bahan, alat, dan cara pembuatan manisan belimbing serta dilengkapi dengan skema pembuatannya.


12.

Judul : Khasiat belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) dan asem (Tamarindus indica L.)
Sumber : Simposium Nasional I Tumbuhan Obat dan Aromatik APINMAP: prosiding, Bogor, 10-12 Okt 1995
Penulis : Sukendar
Tahun Penerbitan : 1995
Deskripsi Fisik : 6 hal.
Deskriptor : Averrhoa bilimbi
Kode Panggil : 615.32 Sim p


13.

Judul : Teknologi proses pengolahan manisan kering dari belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi, Linn).
Judul terjemahan : Process technology of dry sweet carambola processing (Averrhoa bilimbi, Linn)
Sumber : Warta Balai Industri Banjarbaru : 12 (2) 1997: 38-47
Penulis : Usman, M. Natsir
Tahun Penerbitan : 1997
Deskriptor : Averrhoa bilimbi
Abstrak : Tujuan penelitian untuk memanfaatkan buah belimbing wuluh menjadi manisan kering sebagai produk tahan simpan serta meningkatkan nilai tambah belimbing wuluh. Penelitian dilaksanakan dengan variasi perlakuan konsentrasi gula dan tahap pemasakan gula. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi gula 75 persen dan tahap pemasakan gula dengan garam 2,5 persen merupakan perlakuan terbaik dengan kadar gula manisan kering belimbing wuluh 60,83 persen dan kadar air 20,63 persen. (Pengarang)


14.

Judul : Pengaruh blanching dan penggunaan garam terhadap belimbing wuluh untuk menghasilkan produk asam sunti.
Judul terjemahan : Effect of blanching and use of salt on sour carambola in producing "asam sunti"
Sumber : Bul Penelit Pengembang Indust : (26) 1999: 7-11
Penulis : Nilawati
Tahun Penerbitan : 1999
Deskriptor : /Spices//Averrhoa bilimbi//Blanching//Salt/
Abstrak : The first variable were blancing and withhout blanching, and the second was using salt ( 5 percent, 7,5 percent, 10 percent). Asam sunti is one product of sour carambola (Averrhoa bilimbi) with had treatment salt and sun drying. The result showed that blanching or not blanching influeced on oxalic acid content, while salt concentrate influenced on oxalic acid and ash content. The organoleptic test for 10 panelist on colour that the average point 3,8 for blanching and 2,7 for without blanching of sour carambola . Asam sunti's texture was influenced by salt concentrate. The best texture with treatment 7.5 percent and 10 percent salt concentrate gave a good texture of asam sunti. The best product of asam sunti was with blanching of sour carambola and had 7,5 percent and 10 percent salt concentrate. (Pengarang)


15.

Judul : Pemberian ransum belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) untuk menghasilkan telur rendah kolesterol.
Judul terjemahan : Giving star fruit (Averrhoa bilimbi L.) to produce low cholesterol egg
Sumber : Bul Penalar Mahasiswa Univ Gadjah Mada : 6 (3) 1999: 9-11
Penulis : Budhi S., Susila
Tahun Penerbitan : 1999
Deskriptor : /Nutrition//Eggs//Cholesterol//Averrhoa bilimbi/
Abstrak : Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) dipotong kecil-kecil kemudian diblender, lalu disimpan dalam lemari es. Pada penelitian ini digunakan 9 ekor ayam ras betina dewasa kelamin yang dibagi menjadi 3 kelompok. Kelompok I sebagai kontrol dengan diberi pakan dasar berupa bekatul 15 persen, konsentrat 35 persen, dan jagung 50 persen; kelompok II diberi pakan dasar ditambah 10 ml belimbing wuluh dalam air minumnya; kelompok III diberi pakan dasar dan 20 ml belimbing wuluh yang dicampurkan dalam air minumnya. Pemeriksaan dilakukan setiap 30 hari sekali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ransum belimbing wuluh belum dapat menurunkan kadar kolesterol telur. Hal ini mungkin saja terjadi karena waktu perlakuan masih kurang, sebab untuk menurunkan kadar kolesterol darah tikus saja dibutuhkan waktu 69 hari perlakuan (Syahruman, 1996), apalagi untuk menurunkan kadar kolesterol telur. (Pengarang)


16.

Judul : Belimbing asam penurunan darah tinggi.
Judul terjemahan : Averrhoa belimbi for therapeutic hypertension
Sumber : Sidowayah : 9 (32) 2000: 19-20
Tahun Penerbitan : 2000
Deskriptor : /Averhoa bilimbi//Medicinal plants//Hypertension/
Abstrak : Belimbing asam jarang disenangi masyarakat karena rasanya yang terlalu asam, pohonnya tinggi sampai 10 m, batangnya kasar berbenjol-benjol cabang yang muda berbulu halus seperti beludru. Artikel ini membahas mengenai ekologi penyebaran serta budidayanya. Diuraikan pula tentang kandungan kimia, pemanfaatan daun, bunga dan buah sebagai obat, cara membuat ramuan dan penggunaannya sebagai obat encok, tekanan darah tinggi, obat batuk, sariawan, demam dan biduren. (Sulistiowati)


17.

Judul : Food consumption patern in endemic gotre area: a comparative study in Belimbing Village (Paciran Subdistrict) and Labuhan Village (Brondong Subsdistrict), Lamongan District (East Java).
Sumber : Maj Kedokt Trop Indones : 10 (2) 1999: 40-52
Penulis : Gunanti, Inong Retno
Tahun Penerbitan : 1999
Deskriptor : /Food consumption//Goiter//Iodine deficiency diseases/
Abstrak : Generally, Iodine Deficiency Disorders (IDD) is prevalent among people who live in mountain areas with low iodine content in the soil and drinking water, Recently, based on several study, it is reported that the IDD cases are also found among people who live along coastal areas, event in cities. No one report has explanined the possible cause explicity. The purpose of the study is to explore the prevalence and possible factor influenceing IDD among school children in villages along coastal areas. This research is a comparative study and the data were collected cross sectionally from March to September 1998. The specific purpose are 1) to identify IDD cases among school children in high and low cases of IDD. 2) to study the food consumption pattern in high and low cases of IDD, and 3) to study possible factors influencing IDD. (Pengarang)


18.

Judul : Isolasi dan seleksi jamur endofit dari tanaman belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi Linn.) yang menghasilkan bahan antimikotik.
Sumber : Jurnal Mikologi Kedokteran Indonesia = Indonesian Journal of Medical Mycology
Penulis : Rosana, Yeva
Tahun Penerbitan : 2001
Deskripsi Fisik : 2 (1) 2001: 134-139
Deskriptor : /Averrhoa bilimbi//Antifungal agents/
DDC : 615
Abstrak : Prevalensi penyakit infeksi jamur yang masih tinggi di Indonesia, menyebabkan tingginya kebutuhan terhadap obat antimikotik. Penelitian tentang bahan antimikotik yang potensial dari sumber alam penting dilakukan untuk memecahkan masalah produksi obat antimikotik yang tinggi; dan timbulnya jamur patogen yang resisten terhadap obat antimikotik yang ada. Tanaman merupakan salah satu sumber bahan alami antimikotik. Jamur endofit yang hidup dan berkolonisasi di dalam jaringan tanaman merupakan sumber bahan antimikotik yang lebih menjanjikan dibandingkan dengan tanaman itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan isolasi jamur endofit dari tanaman belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi Linn.), dan menyeleksi kemampuannya untuk menghasilkan substansi yang mempunyai aktivitas antimikotik. Pada penelitian ini jamur endofit diisolasi dari batang atau ranting muda tanaman belimbing wuluh; aktivitas metabolitnya yang didapat melalui metode fermentasi diuji secara in vitro terhadap jamur patogen pada manusia dengan metode difusi agar. Dari 19 jamur endofit yang diisolasi, ditemukan 15,8persen mempunyai aktivitas antimikotik terhadap kapang Trichophyton rubrum, tetapi tidak terhadap ragi Candida albicans. (Pengarang)


19.

Judul : Optimasi formula sirup alami belimbing wuluh Averrhoa bilimbi L.
Sumber : Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan
Penulis : Jene
Tahun Penerbitan : 2003
Deskripsi Fisik : 1 (1) 2003: 55-69
Lokasi : maj
Deskriptor : Averrhoa bilimbi
DDC : 664
Abstrak : Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) is considered to have high vitamin and mineral content so it is believed to have some medical functions. Because of the sour taste of the fruit, it could only be used to cook. This experiment was conducted to produce syrup as an alternative product of belimbing wuluh fruit and to find the right formula of the syrup that is acceptable to the panelists. In order to achieve these objectives, this experiment was divided into two stages. The first stage was conducted to know the optimum blanching time of belimbing wuluh fruit juice and to find the optimum concentration of salt. The second stage was conducted to find the optimum formula of belimbing wuluh syrup which is acceptable to the panelist. The belimbing wuluh syrup was chemically, physically, and sensory evaluated. The optimum temperature to blanch the fruit juice is 30 seconds in 60derajatC. The maximum concentration of salt in syrup is 0.3persen and in juice is 0.3persen. The optimum formulation syrup made from blanched fruit juice with the composition between fruit juice and sugar solution 1:2 and salted. Belimbing wuluh syrup can be kept for ten weeks at room temperature without addition of preservatives. (Pengarang)


20.

Judul : Uji efek fraksi etanol buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi Linn) terhadap penurunan kadar kolesterol total.
Sumber : Jurnal Kimia Andalas = Andalas Chemical Journal
Penulis : Lisawati, Yovita
Tahun Penerbitan : 2002
Deskripsi Fisik : 8 (1) 2002: 50-53
Lokasi : maj
Deskriptor : Ethanol
DDC : 615
Abstrak : Telah dilakukan uji penurunan kadar kolesterol total dari fraksi etanol buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi Linn) pada darah mencit putih jantan galur Wistar. Kelompok kontrol diberi minyak kelapa dan kelompok lain diberi minyak kelapa dan fraksi etanol dari buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi Linn) dengan variasi dosis 30, 100, 300 mg /kgbb. Tiap kelompok terdiri dari 5 ekor mencit, pengamatan pada hari 7, 14 dan 21. Kadar kolesterol diukur dengan metoda enzimatis menggunakan alat spektrofotometri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi etanol buah belimbing wuluh pada dosis 100 mg/kgbb dapat menurun kadar kolesterol total secara bermakna ( p<>


21.

Judul : Diagnosis problem keharaan tanaman belimbing yang mengalami kerontokkan bunga dengan metode Dris sebagai dasar menentukan kebutuhan pupuk.
Sumber : Prosiding
Penulis : Nurjaya
Tahun Penerbitan : 2004
Deskripsi Fisik : Hal. 157-173
Lokasi : umu
Deskriptor : Averrhoa carambola
Kode Panggil : 631.4 Sem p


22.

Judul : Hubungan kadar senyawa dikarbonil dan tirosin setelah pemberian perasan buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi Linn.) pada reaksi glikosilasi in vitro
Judul terjemahan : Relation between level of dicarbonyl compounds and tyrosine after addition squeezed of bilimbi fruits (Averrhoa bilimbi Linn.) at glycosylation reaction in vitro
Sumber : Berkala Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat
Penulis : Hartini, Noor
Tahun Penerbitan : 2005
Deskripsi Fisik : 4 (2) 2005: 165-172
Lokasi : maj
Deskriptor : Averrhoa bilimbi
DDC : 615
Abstrak : Reaksi glikosilasi adalah reaksi antara gugus amina protein dengan gugus aldehid glukosa, yang dapat memodifikasi protein menjadi senyawa dikarbonil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar senyawa dikarbonil dan tirosin setelah pemberian perasan buah belimbing wuluh pada reaksi glikosilasi in vitro. Penelitian ini menggunakan tiga kelompok larutan yang diinkubasi pada suhu 37øC dan dilakukan pengukuran setiap 2 hari selama 20 hari. Larutan I terdiri atas bovine serum albumin (BSA) 30persen, buffer fosfat pH 7,4, dan akuades. Larutan II terdiri atas BSA 30persen, buffer fosfat pH 7,4, akuades, dan glukosa. Larutan III terdiri atas BSA 30persen, buffer fosfat pH 7,4, glukosa dan perasan belimbing wuluh 25persen. Absorbansi senyawa dikarbonil diukur pada lambda. = 390 nm dengan metode Dinitro Phenyl Hidrazin (DNPH) yang dimodifikasi, sedangkan absorbansi tirosin diukur pada lambda. = 470 nm. Model pembentukan senyawa dikarbonil, pada larutan III mengikuti persamaan y = O,4938x - 0,5003 dengan r2 = 0,9151. Model degradasi tirosin pada larutan III mengikuti persamaan y = -0,1163x + 1,3111 dengan r2 = 0,9647. Korelasi antara absorbansi senyawa dikarbonil dengan absorbansi tirosin setelah pemberian buah belimbing wuluh bernilai negatif yang berarti setiap pembentukan senyawa dikarbonil akan diikuti penurunan kadar tirosin (Pengarang)


23.

Judul : Efek penurun gula darah air perasan buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi Linn) pada mencit diabetes yang diinduksi aloksan dan mencit yang dibebani glukosa
Sumber : Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi
Penulis : Armenia
Tahun Penerbitan : 2004
Deskripsi Fisik : 9 (2) 2004 : 62-69
Lokasi : maj
Deskriptor : Averrhoa bilimbi
DDC : 615


24.

Judul : Pengaruh penambahan gula terhadap mutu selai belimbing wuluh.
Judul terjemahan : Influence of sugar added to quality belimbing wuluh jam
Sumber : Buletin BIPD: Baristand Industri Padang
Penulis : Hermianti, Wilsa
Tahun Penerbitan : 2006
Deskripsi Fisik : 14 (1) 2006: 21-27
Lokasi : maj
Deskriptor : Jams
DDC : 664
Abstrak : Telah dilakukan penelitian pengaruh penambahan gula terhadap mutu selai belimbing wuluh dengan variasi perlakuan jumlah penambahan gula 40 persen, 50 persen, dan 60 persen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan penambahan gula 50 persen memberikan nilai selai belimbing wuluh yang lebih disukai dari segi organoleptik rasa dan tekstur serta cukup disukai dari organoleptik warna dan aroma. Perlakuan tersebut mempunyai kadar air 39,25 persen dan kadar padatan tak terlarut 8,50 persen dengan daya simpan lebih dari 3 bulan.


25.

Judul : Potensi belimbing wuluh dan jeruk sitrun sebagai bahan pengatur pH pada fermentasi nata de coco.
Sumber : Jurnal Penelitian Sains
Penulis : Parwiyanti
Tahun Penerbitan : 2006
Deskripsi Fisik : (19) 2006: 70-78
Lokasi : maj
Deskriptor : Nata de coco
DDC : 664
Abstrak : Effects of belimbing wuluh and citrun acid as pH conditioning in the nata de coco fermentation was studied by using factorial experimental design. The objective of this research was to determine optimum addition of natural citrate acids and its concentration at nata de coco fermentation. The treatments are kinds of natural citrate acids and its concentration in the three and four levels respectively. Kinds of natural citrate acids are synthetic citrate acid, belimbing wuluh and citrun acid four levels concentration are 0.4 percent, 0.6 percent, 0.8 percent and 1.0 percent. The results showed that kinds of natural citrate acids and its concentration had significant effect on thickness, throughput and pH but not for texture. The best fermentation process was obtained by using belimbing wuluh at 0.4 percent concentrations.


26.

Judul : Pemanfaatan ekstrak belimbing wuluh (Avverhoa bilimbi Linn) untuk penggumpalan lateks
Sumber : Ekstrak : jurnal fundamental dan aplikasi teknik kimia
Penulis : Purbaya, Mili
Tahun Penerbitan : 2008
Deskripsi Fisik : 3 (3) 2008 : 1-6
Lokasi : maj
Deskriptor : Avverhoa bilimbi
DDC : 547
Abstrak : Pengaruh ekstrak belimbing wuluh (Avverhoa bilimbi Linn) untuk penggumpalan lateks telah diteliti. Penelitian dilakukan oleh Pusat Penelitian Sembawa dan Jurusan Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Palembang. Penelitian dilakukan dalam tiga tahap yaitu: penentuan dosis belimbing wuluh optimum yang meliputi enam variabel (0 ; 15; 30; 45; 60 dan 75) mL/I50 mL lateks. Penentuan waktu koagulasi (7 ; 10; 13 ; 16 ; 19 ; 21 ; 24 dan 27 jam) pada tahap kedua dengan menggunakan asam sulfat dan asam format sebagai zat koagulan pembanding. Tahap ketiga, penentuan pH optimum yang meliputi lima variabel (2 ; 3 ; 4 ; 5 dan 7). Hasil penelitian diperoleh dosis belimbing wuluh optimum yang dapat mengkoagulasi lateks sebesar 30 mL/ 150 mL lateks (2persen v/v), waktu koagulasi 24 jam dan pH = 4. Kondisi tersebut menghasilkan karet hasil koagulasi dengan berat kering optimum, Plasticity Retention Index (PRI) optimum dan kadar abu rendah.


Dokumen lengkap dapat dipesan melalui:


PDII-LIPI


Telp. 021-7560537 atau

Email : pdiiserpong@yahoo.com

Tidak ada komentar: