1.
Judul : Prospek dan budidaya tanaman pinang
Judul terjemahan : Prospect and cultivation of Areca catechu
Sumber : Buletin Balitka: Balai Penelitian Kelapa Manado : (10) 1990: 1-7
Penulis : Hengky, Novarianto
Tahun Penerbitan : 1990
Deskriptor : Areca catechu
2.
Judul : Upaya mencari cara efektif mengecambahkan biji pinang (Areca catechu L.)
Judul terjemahan : Efforts to search for an effective method for Areca catechu L. germination
Sumber : Buletin Kebun Raya
Penulis : Juhaeti, T.Tahun Penerbitan : 1993 Deskriptor : Germination
3.
Sumber : Simposium II Hasil Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri: prosiding,
Penulis : Joseph, G.H.
Tahun Penerbitan : 1994
Deskripsi Fisik : 19 hal.
Deskriptor : Palmae
Kode Panggil : 633 Sim p
4.
Judul : Pengaruh media tumbuh terhadap perkecambahan dan pertumbuhan bibit pinang
Judul terjemahan : The effect of growth media on germination and growth of Arecca cathecu seed
Sumber : Media Komunikasi Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri : (9) 1992 : 81-85
Penulis : Untu, Zusje
Tahun Penerbitan : 1992
Deskriptor : Areca cathecu
5.
Judul : Potensi pinang sebagai tanaman serba guna di Indonesia.
Judul terjemahan : Potency of batel palm as multipurpose plant in Indonesia
Sumber : Majalah BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) : (71) 1996: 100-103
Penulis : Henanto, Henky
Tahun Penerbitan : 1996
Deskriptor : Areca catechu
Abstrak : Betel palm grows naturally throughout Indonesia which covers an area of 95,744 hectares. Total
6.
Judul : Pembuatan tanin dari buah pinang untuk bahan penyamak.
Judul terjemahan : Manufacturing of tanin from areca nut for tanning material
Sumber : Buletin Litbang Industri: Balai Penelitian dan Pengembangan Industri : 2 (15) 1997/1998: 1-4
Penulis : Syafri
Tahun Penerbitan : 1997/1998
Deskriptor : Tannins
Abstrak : Piang (Areca catechu, Linn) adalah tanaman yang banyak dijumpai di Sumatera Utara terutama di Kabupaten Asahan, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Labuhan Batu dan Kabupaten Deli Serdang. Buah pinang mengandung tanin, air, karbohidrat protein, serat kasar, alkaloid dan beberapa jenis mineral. Pemanfaatan buah pinang belum banyak diketahui masyarakat selain untuk ramuan sirih dan ditanam hanya untuk pagar dan pelindung tanaman. Tanin mempunyai kegunaan bermacam-macam dalam industri seperti industri kulit, industri tekstil, industri kimia dan industri farmasi. Dari hasil percobaan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa tanin yang terdapat dalam buah pinang dapat diisolasi dengan metode ekstraksi dengan alkohol. Hasil rata-rata ekstraksi yang diperoleh pada suhu 50-60 derajat C dengan waktu 5 jam adalah 3,9 persen dengan kemurnian 26,6 persen. (pengarang)
7.
Judul : Uji toksikologi dan teratogenik infus biji pinang (Areca catechu L.) pada fase organogenesis
Sumber : Kongres Himpunan Toksikologi Indonesia: prosiding, Jakarta, 22-23 Feb 1999
Penulis : Mutiatikum, D.
Tahun Penerbitan : 1999
Deskripsi Fisik : 13 hal.
Deskriptor : Toxicology
Kode Panggil : 615.9 Kon p
8.
Judul : Penggunaan kapur sirih, pinang dan kunyit untuk pengobatan penyakit ORF pada domba
Sumber : Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner: prosiding, Bogor, 18-19 Okt 1999
Penulis : Soeripto
Tahun Penerbitan : 1999
Deskripsi Fisik : 6 hal.
Deskriptor : Scabies
Kode Panggil : 636 Sem p
9.
Judul : Uji toksisitas dan uji teratogenik infus biji pinang (Areca catechu L.) fase implantasi pada tikus galur wistar.
Judul terjemahan : Test of toxicity and teratogenic test to pinang seed infusion (Areca Catechu L.) in implantation phase on wistar rat
Sumber : Buletin Penelitian Kesehatan=Bulletin of Health Studies : 10 (2-3) 1998/1999: 63-70
Penulis : Mutiatikum, D.
Tahun Penerbitan : 1998/1999
Deskriptor : /Areca catechu//Toxicity//Teratogenic testing//Medicinal plants/
Abstrak : One of the empirical effects of pinang seed or jambe (Areca catechu L.) is the sheldding of menstrual period (emenogoga) and some bibliography said that pinang seed contain abortive compound, wich is also potentially teratogenic. The objective of this study are to about the effects of pinang seed infus to pregnant mouse by observing the number of fetus, the amount of resorption, the number of abortion and physical defects on the fetus born. The infusion was given orally on the 3rd and 5th day of preganncy to observe the prenatal death. The results show that dosage of 211, 422 and 844 mg/kg of body weight that was administered orally to pregnant mouse of implantation phase influence the degree of abortion statistically significant (50 percent) and there is no teratogenic effect. (Pengarang)
10.
Judul : Pengaruh penggodokan dan sangrai buah pinang terhadap kandungan tanin dalam biji utuh.
Judul terjemahan : Treatment on bioled and to heat of betel nut on tannin content
Sumber : Warta Bal Indust Banjarbaru : 15 (1) 2000: 51-58
Penulis : Usman, M. Natsir
Tahun Penerbitan : 2000
Deskriptor : /Tannin//Betel nut//Boiling//Heating/
Abstrak : Perlakuan penggodokan dan sangrai buah pinang bertujuan untuk mencari kondisi waktu optimum yang menghasilkan kadar tanin maksimal dalam biji pinang utuh. Kadar tanin buah pinang kering sinar matahari sebagai kontrol adalah 20,95 persen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar tanin dalam biji pinang dengan perlakuan penggodokan dan sangrai pada kondisi waktu optimum adalah 17,88 persen. Kondisi waktu optimum penggodokan adalah antara seperempat - setengah jam sangrai antara setengah - satu jam, dengan biji berwarna coklat muda hingga coklat tua. (Pengarang)
11.
Judul : Uji daya hambat ekstrak metanol biji pinang (Areca catechu L.) terhadap pertumbuhan beberapa bakteri penyebab diare.
Sumber : Majalah Farmasi dan Farmakologi = Journal of Pharmacy and Pharmacology
Penulis : Djide, M. Natsir
Tahun Penerbitan : 2003
Deskripsi Fisik : 7 (1) 2003: 4-9
Deskriptor : /Areca catechu//Betel nut//Antidiarrheals/
DDC : 615
Abstrak : Telah dilakukan penelitian daya hambat ekstrak metanol biji pinang (Areca catechu L.) muda dan tua terhadap pertumbuhan beberapa bakteri penyebab diare. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data secara mikrobiologis dari biji pinang. Penelitian ini meliputi ekstraksi biji pinang secara soxhletasi dengan metanol. Ekstrak disuspensikan dengan konsentrasi 2persen, 6persen, 10persen, 14persen, 18persen (b/v). Penentuan dan pengukuran diameter hambatan terhadap bakteri uji Escherichia coli, Vibrio cholerae dan Shigella boydii dilakukan dengan menggunakan metode difusi pada medium Glukosa Nutrient Agar (GNA) dengan waktu inkubasi 24 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak metanol biji pinang baik yang muda maupun tua pada umumnya dapat menghambat pertumbuhan bakteri penyebab diare yang diuji, dan yang menghasilkan diameter hambatan terbesar adalah ekstrak metanol biji pinang muda dengan konsentrasi 10persen (b/v) terhadap bakteri Shigella boydii dengan diameter hambatan 18,6 mm. Sedangkan untuk biji pinang tua diameter hambatan terbesar 15,9 mm, terhadap Vibrio cholerae dengan konsentrasi 10persen b/v. Analisis statistik dengan rancangan faktorial terhadap pertumbuhan bakteri uji memperlihatkan adanya perbedaan sangat nyata (alpha = 0,01) antar jenis pinang, konsentrasi ekstrak dengan jenis bakteri. Uji Duncan memperlihatkan bahwa biji pinang muda lebih baik dalam menghambat pertumbuhan bakteri penyebab diare dibandingkan biji pinang tua. (Pengarang)
12.
Judul : Pengaruh infus biji pinang (Areca catechu L.) pada tikus hamil fase fetus terhadap perkembangan metnal anak tikus yang di lahirkan
Sumber : Kongres Ilmiah XIII Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia: kumpulan makalah, Jakarta, 23-27 Apr 2000
Penulis : Mutiatikum, D.
Tahun Penerbitan : 2000
Deskripsi Fisik : 8 hal.
Deskriptor : /Areca catechu//Medicinal plants//Menstruation//Fetus/
Kode Panggil : 615.19 Kon k
13.
Judul : Rancang bangun mesin pembelah buah pinang.
Sumber : Polimedia : Majalah IPTEK Politeknik Negeri Medan
Penulis : Sitompol, Eqmond Dantes
Tahun Penerbitan : 2003
Deskripsi Fisik : 6 (3) 2003: 28-37
Lokasi : maj
Deskriptor : Cutting tools
DDC : 621
Abstrak : Dalam rangka ikut membantu meningkatkan mutu hidup masyarakat, khususnya petani pinang baik petani kecil (pengumpul buah pinang) maupun petani besar (pengusaha kebun) dalam hal pembelahan buah pinang yang masih ditangani secara manual, dibuat mesin pembelah buah pinang dalam bentuk penelitian yang dilakukan di Politeknik Negeri Medan atas biaya TPSDP. Penelitian ini diawali oleh tiga staf pengajar jurusan Teknik Mesin dengan dibantu oleh tiga orang mahasiswa jurusan Teknik Mesin. Hasil penelitian ini adalah sebuah mesin pembelah buah pinang dengan tinggi total 120 cm, lebar 70 cm, dan panjang 85 cm dengan kemampuan membelah buah pinang 554,4 kg/jam. Terbelah sempurna 93.5persen, terbelah tidak sempurna 2,59persen, rusak 3,9persen. Dengan demikian hasil ini diharapkan dapat menarik minat petani dan pengusaha untuk memproduksi mesin sejenis yang memiliki kemampuan lebih baik
14.
Judul terjemahan : The influence of Se content of the seed the root of Areca catechu by fermenting of Acetobacter-Saccharomyces consortium as an antimicrobial gargle
Sumber : Biodiversitas : journal of biological diversity
Penulis : Yulineri, Titin
Tahun Penerbitan : 2006
Deskripsi Fisik : 7 (1) 2006 : 18-20
Lokasi : maj
Deskriptor : Areca cathechu
DDC : 579
15.
Judul : Ekstrak etanolik biji buah pinang (Areca catechu L.) mampu menghambat proliferasi dan memacu apoptosis sel MCF-7
Judul terjemahan : Ethanolic extract of Areca catechu seeds inhibit proliferation and induce apoptosis on MCF-7 cells
Sumber : Majalah Farmasi Indonesia
Penulis : Meiyanto, Edy
Tahun Penerbitan : 2008
Deskripsi Fisik : 19 (1) 2008 : 12-19
Lokasi : maj
Deskriptor : Areca catechu
DDC : 615
Abstrak : Biji pinang dikenal mengandung senyawa antioksidan sehingga berpotensi sebagai antikanker. Penelitian bertujuan untuk mempelajari efek penghambatan ekstrak etanolik biji pinang (EP) terhadap pertumbuhan sel kanker payudara, MCF-7. Standardisasi ekstrak etanolik biji buah Areca catechu (EP) dilakukan sesuai standar BPOM. Ekstraksi serbuk biji buah Areca catechu dilakukan dengan menggunakan etanol 96persen. Pengamatan sitotoksik untuk mendapatkan nilai IC50 dan penghambatan proliferasi sel (menggunakan uji doubling time) dilakukan dengan menggunakan metode MD. Pengamatan dan pemeriksaan apoptosis dilakukan dengan pengecatan akridin oranye-etidium bromida (double staining). Hasilnya menunjukkan bahwa perlakuan ekstrak etanolik biji buah Areca catechu (25-100 miug/mL) selama 48 jam menghambat pertumbuhan sel sebesar 13-84persen (IC50 77 miug/mL), sedangkan perlakuan arekolin (10-500 miug/mL) menghasilkan penghambatan pertumbuhan sel sebesar 8-73persen (IC50 180 miug/mL). Ekstrak tersebut juga mampu menurunkan proliferasi sel serta memacu apoptosis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak etanolik biji buah Areca catechu (EP) memiliki efek antiproliferatif dengan menghambat pertumbuhan dan memacu apoptosis.
16.
Judul : Uji efek tabir surya ekstrak etanol biji pinang (Areca catechu L.) secara in-vitro dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis
Sumber : Jurnal BIOCILEBES
Penulis : Khairuddin
Tahun Penerbitan : 2008
Deskripsi Fisik : 2 (1) 2008 : 28-38
Lokasi : maj
Deskriptor : Areca catechu
DDC : 615
17.
Judul : Peluang pemanfaatan buah pinang untuk makan
Pengarang: Rindengan BarlinaSumber : Buletin palma, No. 33, hal. 96-105 th. 2007 (634.6105 Bul p)
Penerbit: Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Perkebunan
Abstrak:
Pinang adalah tanaman yang memiliki banyak manfaat, tetapi belum dianggap sebagai komoditas utama. Produksi buah pinang dapat mencapai 50-100 buah/mayang dan 150-250 buah/mayang untuk ukuran buah lebih kecil. Tahun 2003 volume ekspor pinang mencapai 77.126.347 kg dengan nilai US$ 22.960.446. Kandungan tanin dan alkaloid adalah dua senyawa yang dominan pada biji pinang. Tanin yang berkisar 15%, tergolong senyawa polifenol yang dapat larut dalam gliserol dan alkohol, sedangkan alkaloid berkisar 0,3-0,6%. Pemanfaatan buah pinang sebagai ramuan yang dimakan bersama sirih, telah menjadi kebiasaan secara turun temurun pada beberapa daerah tertentu di Indonesia, tetapi konsumennya terbatas. Secara empiris biji pinang dapat mengatasi berbagai jenis penyakit. Berbagai manfaat yang dapat diperoleh dari pemanfaatan biji pinang adalah sebagai berikut: 1) sebagai kebutuhan pokok, sumber energi dan untuk upacara adat, 2) sebagai pengganti rokok, mengatur pencernaan dan mencegah ngantuk, 3) sebagai bahan kosmetik dan pelangsing, 4) sebagai bahan baku obat, dan 5) sebagai antidepresi. Agar supaya aneka manfaat biji pinang dapat dinikmati banyak orang, maka perlu ada inovasi untuk memanfaatkan biji pinang dalam pengolahan berbagai produk pangan, sehingga mudah dikonsumsi. Dengan demikian akan lebih banyak konsumen yang merasakan manfaat biji pinang terutama untuk kesehatan.
18.
Judul: Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanolik biji pinang (Areca catechu L.) terhadap staphylococcus aureus ATCC 25923 dan Pseudomonas aeruginosa ATCC 2785Sumber: Biomedika : jurnal ilmiah biologi dan kesehatan 2010,Vol 3, No.1, hal. 73-80 (572.05 Bio)
Abstrak:
Biji pinang (Areca catechu L.) merupakan salah satu alternatif baru yang digunakan masyarakat sebagai obat tradisional, biasanya untuk mengobati kudisan, bidul dan eksema. Penelitian ini bertujuan, untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanolik biji pinang terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan Pseudomonas aeruginosa ATCC27853, dan untuk mengetahui apakah ada perbedaan aktivitas antibakteri ekstrak etanolik biji pinang terhadap Staphylococcus aureus ATCC25923 dan Pseudomonas aeruginosa ATCC27853. Ekstrak biji pinang (Areca catechu L.) diperoleh dari ekstraksi secara maserasi dengan menggunakan pelarut etanol 70%. Metode yang digunakan adalah metode dilusi (pengenceran tabung). Untuk melihat Konsentrasi Bunuh Minimum setiap tabung diinokulasikan pada media selektif, Vogel Jhonson Agar untuk Staphylococcus aureus dan Pseudomonas Selektif Agar untuk Pseudomonas aeruginosa. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah ekstrak etanolik dari biji pinang (Areca catechu L.) mempunyai aktivitas antibakteri terhadap bakteri uji Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan Pseudomonas aeruginosa ATCC27853. Konsentrasi Bunuh Minimum untuk Staphylococcus aureus ATCC25923 adalah 1,57% dan untuk Pseudomonas aeruginosa ATCC27853 adalah 25%. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ekstrak etanolik biji pinang mempunyai aktivitas antibakteri lebih efektif terhadap Staphylococcus aureus ATCC25923 daripada Pseudomonas aeruginosa ATCC27853. (peng)
ARTIKEL JURNAL ASING:
19. Evaluation of anti-migraine potential of Areca catechu to prevent nitroglycerin-induced delayed inflammation in rat meninges: Possible involvement of NOS inhibition Original Research Article
Journal of Ethnopharmacology, Volume 136, Issue 1, 14 June 2011, Pages 267-270Amol Bhandare, Ajay Kshirsagar, Neeraj Vyawahare, Pushpendra Sharma, Reshma Mohit20.
International Biodeterioration & Biodegradation, Volume 65, Issue 1, January 2011, Pages 212-216
Narumol Matan, Warasri Saengkrajang, Nirundorn Matane
21.
Nuts and Seeds in Health and Disease Prevention, 2011, Pages 197-204
Niloufer Sultan Ali, Ali Khan Khuwaja
22.
Food and Chemical Toxicology, Volume 48, Issue 12, December 2010, Pages 3412-3417
Amol M. Bhandare, Ajay D. Kshirsagar, Neeraj S. Vyawahare, Avinash A. Hadambar, Vrushali S. Thorve
23.
Chemical Engineering Journal, Volume 162, Issue 3, 1 September 2010, Pages 949-955
Paresh Chakravarty, N. Sen Sarma, H.P. Sarma
24.
Desalination, Volume 256, Issues 1-3, June 2010, Pages 16-21
Paresh Chakravarty, N. Sen Sarma, H.P. Sarma
25.Fungicidal activity of compounds extracted from the pericarp of Areca catechu against Colletotrichum gloeosporioides in vitro and in mango fruit
Postharvest Biology and Technology, Volume 55, Issue 2, February 2010, Pages 129-132Punnawich Yenjit, Montree Issarakraisila, Warin Intana, Kan Chantrapromma
26.
Food and Chemical Toxicology, Volume 48, Issue 1, January 2010, Pages 306-313
Pei-Ling Huang, Chin-Wen Chi, Tsung-Yun Liu
27.
The Agronomy and Economy of Important Tree Crops of the Developing World, 2010, Pages 1-20
K.P. Prabhakaran Nair
28.
Journal of Materials Processing Technology, Volume 197, Issues 1-3, 1 February 2008, Pages 445-448
Cheng Jung Lin, Salim Hiziroglu, Shu Min Kan, Hsien Wen Lai29.
Pharmacology Biochemistry and Behavior, Volume 65, Issue 1, January 2000, Pages 1-6
Ahsana Dar, Shagufta Khatoon
30.
Phytochemistry, Volume 48, Issue 3, June 1998, Pages 581-582
D. K. Holdsworth, R. A. Jones, R. Self31.
The Lancet, Volume 349, Issue 9063, 17 May 1997, Page 1447
Chetan Trivedy, Dianne Baldwin, Saman Warnakulasuriya, Newell Johnson, Timothy Peters
Dokumen lengkap dapat dipesan melalui:
PDII-LIPI
Telp. 021-7560537
E-mail: pdiiserpong@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar